Sponsor

Kamis, 19 Mei 2011

Ajeng Gandeng Artis Kalimantan Timur Rilis Album

SIAPA yang tak kenal dengan sosok gadis hitam manis satu ini, Ajeng Astiani, yang ngetop menjadi artis setelah jebol menjadi jawara IV ajang Mamamia 2007 lalu, kini sang pengamen dari bus ke bus itu sudah menembus blantika industri musik Indonesia. Sudah lama tidak terdengar kabarnya, ternyata putri pertama Cindy Astuti dan Harry Kristiono (mantan gitaris Koes Plues-red) ini sedang mempersiapkan album keduanya.

Persiapan membuat album untuk kedua kalinya ini, Ajeng digandeng artis asal Kalimantan Timur, Thresia Hosanna Sumual, yang rencananya membawakan delapan lagu album kompilasi pop dan daerah Kalimantan Timur (Dayak Benuaq).

"Puji Tuhan, setelah sukses mengeluarkan album rohani dengan tajuk My Story. Saat ini, lagi persiapan bikin album kedua kompilasi pop dan daerah Kalimantan Timur dengan Thresia Hosanna Sumual," kata Ajeng, Selasa (17/5) di sela-sela rekaman di Pondok Kelapa, Jakarta Timur

Ia menambahkan, untuk album rohani My Story yang sudah dirilis pada tahun 2008 lalu cukup sukses. Dan untuk itu, ia kembali merililis album kedua untuk terus mengasah kepiawaiannya dalam bernyanyi.

"Uniknya, dalam album kedua ini saya juga akan menyanyikan lagu-lagu dayak Benuaq asli Kalimantan Timur bersama artis asli dari daerah sana. Ini merupakan pengalaman terbaru untuk aku pribadi," katanya yang juga mengaku sibuk dalam kegiatan off-air belakangan ini.

Sementara itu, Thresia Hosanna Sumual, artis asli Kalimantan Timur yang menggandeng Ajeng dalam album kompilasi pop dan daerah Kalimantan Timur ini mengaku senang bisa berduet dengan artis jebolan Mamamia 2007 ini.

"Ya, senang bisa duet dengan Ajeng rekaman di Jakarta. Dan ini sudah saya impikan sejak lama," kata wanita yang sudah menciptakan 30 lagu ini di daerah Kalimantan Timur.

Dalam lagu kompilasi ini, sambungnya, lagu yang menjadi handalannya 'Cinta Ku Pada Mu', SMS Rindu, Katakan I Love You, Pantai Melawai. "Ada dua lagu dayak juga yaitu Dingaq Ongaw Lahtala (dengar pesan Tuhan), Bolupm Totoq Sinai (hidup hanya sekali)," katanya yang juga pernah meraih penghargaan pencipta lagu daerah dari RRI Samarinda dan TVRI ini.

Ditegaskan, Mama Cindy, selaku manager Ajeng Mamamia Manajemen, mengungkapkan, album kompilasi ini akan dicetak 10 ribu kopi. "Nanti pendistribusiannya tidak hanya di Kalimantan Timur saja, tetapi seluruh nusantara," kata Cindy. (jek/jhon)

Selasa, 17 Mei 2011

Thresia Hosanna Gandeng Ajeng Mamamia Rekaman Album Kompilasi Pop & Daerah Kaltim

ARTIS jebolan Mamamia Ajeng Astiani sudah lama tidak terdengar. Bahkan blog ini pun sempat vakum memberikan informasi kegiatan Ajeng, karena sesuatu hal yaitu tak lain tim dan manajemen sedang banyak kegiatan off-air di luar daerah bersama Ajeng, khususnya ke kawasan Kalimantan.

Setelah sukses mengeluarkan album rohani dengan bertajuk 'My Story'. Gadis kelahiran Jakarta 24 November 1994 yang mulai meranjak dewasa ini masih terus eksist di belantika musik Indonesia. Malah job manggung off-air tak pernah putus. Anehnya, job manggung yang didapat selalu ke kawasan timur Indonesia.

Bahkan selama ini tidak terdengar kabarnya, ia selain sibuk manggung of-air di berbagai daerah, juga sedang menyelesaikan album kedua yaitu Kompilasi Pop & Daerah Kaltim (Dayak Benuaq) bersama artis asal Kaltim yang juga pencipta lagu, Thresia Hosanna.

Di album ini, Ajeng akan featuring dengan artis asal Kaltim menyanyikan sedikitnya delapan lagu. Termasuk lagu andalan yang diciptakan Thresia Hosanna Samual dengan judul 'Cintaku Padamu'.

Setelah menyelesaikan album Kompilasi Pop & Daerah Kaltim ini, mereka juga akan menggelar konser promo di Kalimantan. "Saat ini, saya sibuk kegiatan off-air sekaligus menyelesaikan album kompilasi pop dan dayak. Sekaligus, mempromosikan potensi keindahan alam di Kaltim sebagai objek wisata yang patut dibanggakan bersama," kata Ajeng, baru-baru ini di sela-sela rekaman di kawasan Taman Malaka, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Sementara itu Thresia Hosanna mengaku gembira bisa duet dengan Ajeng yang memiliki khas suara tersendiri. Dan diakuinya, merupakan kebanggaan tersendiri bisa berpasangan dengan Ajeng dalam pembuatan album tersebut. "Saya sudah lama ingin duet dengan Ajeng. Ternyata baru sekarang kesampaian," katanya.(jhon/jek)

Senin, 13 Oktober 2008

Mandra Turut Menyumbang di Konser Ajeng

KONSER penggalangan dana untuk pembangunan rumah singgah bagi 5000 anak-anak jalanan, yang digagas oleh Ajeng Mamamia Ministri, melalui Ajeng Management, dan didukung oleh tokoh PAN, Soetrisno Bachir, menarik simpati selebriti yang lain untuk turut menyumbang.

Seperti halnya Mandra, yang mengaku turut menyumbang, namun merahasiakan besarnya jumlah sumbangan yang diberikannya itu. "Kalau memberikan sesuatu, orang lain nggak perlu tahu. Tangan kanan ngasih, tangan kiri nggak perlu tahu," kata Mandra, saat ditemui di Backstage, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (10/10) malam.

Mandra juga mengatakan bahwa konser ini adalah patut ditiru dan perlu digalakkan lagi acara-acara serupa di masa yang akan datang. "Ini merupakan contoh panutan. Kalau artis kelas bawah saja bisa berbuat demikian, apalagi artis yang dirinya merasa lebih hebat dari Ajeng. Kenapa tidak lakukan juga?"

Untuk itu, Mandra mengaku akan mendukung kegiatan konser Ajeng kedepan. Dan ia juga berharap artis-artis top lainnya mengikuti jejak Ajeng yang tetap peduli dengan saudara-saudaranya yang masih kurang beruntung. “Ajeng saja bisa, kenapa gak untuk artis-artis yang melebihi popularitas Ajeng.”

Mandra mengaku tidak bisa memendung air matanya ketika bersalaman dengan ratusan anak-anak jalanan yang hadir dalam acara konser malam dana tersebut. "Gue ingat waktu dulu masih suseh. Dulu gue juga pernah ngamen yaitu ngelenong. Tapi dulu bedanya gue dari panggung-panggung sunatan atau nikahan dan belum ada cafe," kenangnya.

Ditanya soal masuknya ia ke dalam PAN, komedian berdarah Betawi ini ingin menyumbangkan wawasan yang dimilikinya bagi tanah air. "Alhamdulillah, gue ini masuk PAN bukan karena laku atau tidak laku, tapi karena sejauh mana wawasan yang dimiliki. Pendidikan nanti liat aja, ada penjelasannya sendiri," pungkasnya. (kpl/jek)

SB : “Ini Bukan Kampanye”

BICARA soal konser penggalangan dana untuk rumah singgah bagi sekitar 5000 anak jalanan yang dimotori Ajeng Mamamia, Ketua Umum PAN, Soetrisno Bachir (SB), mengaku salut dan memberinya inspirasi untuk memotivasi para pengusaha dan artis-artis lainnya, untuk turut membantu.

"Mereka berdua itu bukan artis papan atas, tapi belum banyak orang yang mau berbuat kayak Ajeng (Mamamia) sama mamanya. Mereka mempelopori kegiatan amal, yang kadang orang yang punya uang saja tidak mau lakukan," papar Soetrisno, saat ditemui di sela acara konser amal 'Konser Malam Dana 1 Jam Bersama Ajeng' Backstage, Ancol, Jakarta Utara , Jumat (10/10) malam.

"Saya mendukung banget dan mudah-mudahan saya bisa mengajak teman-teman pengusaha dan teman-teman artis untuk ikut membantu," imbuhnya.

Lantas, apakah ia tak merasa kuatir jika acara amal tersebut dianggap sebagai ajang kampanye bagi partainya, menjelang Pemilu Presiden yang akan datang?

"Nggak kampanye, ini kan untuk anak-anak. Kampanye itu kan untuk Anda-Anda. Ajeng dan ibunya itu sebagai contoh, belum banyak artis yang mau membantu sesamanya," tandasnya.(kpl/jek)

Gelar Konser Amal untuk Rumah Singgah

MESKI sudah menyandang popularitas, nampaknya tidak membuat gadis hitam manis, Ajeng 'Mamamia' lupa diri. Penyanyi yang dulu seorang pengamen jalanan ini menggelar konser malam penggalangan dana untuk pembangunan rumah singgah.

Tak tanggung-tanggung, konser malam penggalangan dana itu juga mendapat dukungan dari pengusaha dan tokoh PAN, Soetrisno Bachir. Usaha Ajeng bersama Mama Cindy, dan Ajeng Management tersebut untuk membantu teman-temannya di jalanan membuatnya cukup puas.

Acara penggalangan dana dengan tajuk ' Bintang Bertabur Bintang, Konser Malam Dana 1 Jam Bersama Ajeng' itu mendapat sambutan antusias dari pengunjung yang memadati resto backstage cafe, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (10/10) malam.

Tak pelak, konser tersebut juga dihadiri tokoh nasional dari Partai Amanat Nasional (PAN), Soetrisno Bachir, artis-artis top Ibukota lainnya seperti Mandra, Deri Drajat, Henydar Amroe, dan Luki.

Menyoal dana yang digunakan untuk menggelar konser, Mama Cindy, ibu Ajeng mengungkapkan kalau itu semua berkat putrinya, dan untuk pembangunan rumah singgah itu sendiri sudah dicicil, namun belum lunas. Sehingga membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan rumah singgah yang sudah direncanakan jauh-jauh hari buat menampung 5000 anak jalanan yang terdaftar di Ajeng Mamamia Minstri.

"Mama kan beli tempatnya nyicil. Jadi kalau ada uang baru bisa nyetor. Yang bayarin semuanya itu Ajeng. 50% dari pendapatan Ajeng (dari berbagai konser-red) dibuat nyicil itu," ungkapnya saat ditemui di sela-sela acara "Konser Malam Dana Bersama Ajeng" di Backstage, Ancol, Jakarta Utara.

"Kita ingin menepis tanggapan, bahwa kita itu cuma bisa minta-minta. Tapi nyatanya acara ini dapat terlaksana karena bantuan dari temen-teman jalanan juga. Mereka sudah persiapkan semua, tadi itu aku ingin menangis, tapi karena masih nyanyi ya saya tahan-tahan aja. Lihat mereka, lihat keseriusan mereka saya jadi bangga. Apalagi waktu mereka nyanyi juga main operet. Setiap nyanyi itu aku inget dulu waktu masih ngamen," tambah Ajeng. (kpl/jek)

Sabtu, 20 September 2008

Beli Rumah dan Mobil

JODOH, rezeki, dan maut adalah rahasia Tuhan. Itu pula yang terjadi pada mantan pengamen jalanan, Ajeng Astiani (14). Tak ada yang menyangka finalis ajang Mamamia ini telah menjadi sosok terkenal dan bisa hidup berkecukupan.

Ajeng mengaku sangat mensyukuri apa yang telah dilimpahkan Tuhan kepadanya. Jerih payahnya selama ini membuahkan hasil dan bisa membahagiakan keluarganya. Lalu, apa saja yang telah diperoleh dara yang meraih urutan empat di ajang reality show Mamamia (Indosiar) itu?

Gadis yang sempat naik turun bus untuk mengamen itu mengungkapkan, dirinya sudah bisa membelikan keluarganya dua rumah dan satu mobil.

”Aku bisa menikmati semua ini karena datangnya bukan begitu saja, tidak seperti membalikkan telapak tangan. Aku percaya adanya campur tangan Tuhan di dalam diri aku,” kata Ajeng di sela-sela peluncuran album perdananya bertajuk My Story di Club 3 Degrees FX Lifestyle Center di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (17/9) seperti dilansir Warta Kota.

Menyangkut dua rumah yang dibelinya, Ajeng mengatakan bahwa lokasi rumah itu berada di bilangan Bekasi. Saat ini kedua rumah tersebut dalam tahap pembangunan. Rencananya, satu rumah untuk didiami keluarganya, sementara satu rumah lainnya akan digunakan untuk rumah singgah bagi anak-anak pengamen jalanan.

Membangun rumah singgah merupakan cita-cita Ajeng untuk dapat membahagiakan teman-teman seprofesinya (pengamen) yang kurang beruntung. Rencananya di rumah singgah itu para pengamen akan mendapatkan keterampilan serta modal usaha.

”Aku dan kedua orangtuaku punya pengalaman selama mengamen dan tidur di Stasiun Senen yang sempat aku sebut sebagai rumah idaman. Makanya aku tahu persis kehidupan mereka dan aku berharap rumah singgah itu bisa menjadi tempat untuk mengubah nasib,” kata anak pasangan Dwi Astuti alias Mama Cindy dan Harry CH ini.

Ajeng menyebut album perdananya itu sebagai berkat yang diberikan Tuhan kepadanya. Rencananya dalam waktu dekat ini Ajeng dengan sponsor label rekamannya, Harvest Musik, akan tampil di depan publik Malaysia.

Seperti diberitakan, sejak usia 9 tahun Ajeng dan orangtuanya menggantungkan hidup sebagai pengamen. Dari satu bus ke bus lainnya, ia mendendangkan lagu di hadapan penumpang bus PPD 46 (Grogol-Kampung Rambutan), P6 (Grogol-Kampung Rambutan), dan PAC-81 (Kalideras-Depok). (warkot/jek)

Ajeng Kangen Ngamen

SEMPAT merasakan getirnya hidup sebagai anak jalanan, membuat Ajeng yang populer lewat ajang reality show Mamamia, merasa perlu untuk membantu pengamen dan anak jalanan lainnya.

Rumah singgah yang didirikannya di kawasan ITC Cempaka Mas, Jakarta Pusat adalah salah satu bukti kepeduliannya. Banyak pengamen dan anak jalanan lainnya yang dibantu Ajeng. Sampai ke biaya sekolah.

Ketika ditanya sampai kapan akan melakukan itu, Ajeng bilang selamanya, karena hal ini disenangi Tuhan dan sesama. "Karena Tuhan dan mereka lah aku bisa seperti ini. Jadi aku harus bersyukur, menjaganya dan berbagi. Semua ini kan hanya titipan Tuhan," ujar Ajeng di Jakarta, Jumat (19/9) seperti dilansir Inilah.Com.

Sebelum dikenal karena sering tampil di TV berkat ajang Mama Mia di Indosiar, Ajeng memang wara-wiri di jalanan sebagai pengamen. Naik-turun bis mengitari panasnya Jakarta.

Kini, setelah banyak uang, ia tak menjadi lupa diri. Kebaikan Ajeng ini justru memberinya banyak rejeki. "Terima kasih sudah didoakan. Aku sudah bisa memberikan mama rumah dan mobil," jelas Ajeng.

Tapi ada satu keinginan Ajeng. "Jujur, pengen ngerasain lagi ngamen di bis umum. Kangen sama suasana, sopir dan kondektur langganan. Kangen pengen reunian. Kapan-kapan kali ya?," ujar Ajeng sambil tersenyum. (inilah.com/jek)

Ajeng, dari Pengamen untuk Pengamen

MESKI sudah ngetop dan punya banyak uang, Ajeng 'Mamamia' tetap peduli terhadap sesama. Ajeng yang sempat merasakan kerasnya hidup di jalan dengan menjadi pengamen, kini justru membantu teman sesama anak jalanan.

"Senang rasanya bisa membantu sesama. Apa yang aku lakukan ini memang sudah menjadi janji dan komitmenku dari dulu dan sampai kapan pun. Kalau sudah di mulai dari diri sendiri, pasti akan ada yang lainnya," kata Ajeng yang ditemui di sela-sela peluncuran album solo rohaninya ‘My Story’ Rabu (17/9) di Club 3 Degrees FX Lifestyle Center di Senayan, Jakarta.

Apa yang dilakukan Ajeng bisa dibilang sangat membanggakan. Bagaimana tidak ? Sebanyak 50 persen hasil kerjanya disumbangkan dan digunakan untuk kepentingan anak jalanan. Bahkan ia mendirikan rumah singgah di kawasan ITC Cempaka Mas.

"Mauku memang seperti ini. Aku, mama dan yang lainnya mendirikan rumah singgah demi sesama anak jalanan. Biar mereka bisa berkumpul dan berteduh," jelas Ajeng seperti dilansir Inilah.Com.

Ajeng terlibat langsung di rumah singgahnya tersebut. "Tapi berhubung aku ada kerjaan. Jadi aku hanya bisa datang pada hari Kamis dan Sabtu. Tapi ada kok yang konsentrasi menguruh rumah singgah ini. Aku tidak sendiri, melainkan dibantu teman-teman," ujar Ajeng. (inilah.com/jek)

Kamis, 11 September 2008

Walikota Kupang Sambangi Tenda Pelayanan Ajeng Ministri


RATUSAN pengamen jalanan yang tergabung dalam Tenda Pelayanan Ajeng Ministri menyambut gembira kedatangan Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe bersama keluarga ke basecamp mereka di lapangan bekas Coca-cola, Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (08/9/2008) pukul 10.00 WIB.

Tentu saja kedatangan orang nomor satu di Kotamadya Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur itu membawa kegembiraan tersendiri buat mereka karena basecamp mereka yang hanya beralaskan tikar dan tenda biru itu akhirnya disambangi oleh seorang Walikota.

“Puji Tuhan, pelayanan tenda ini akhirnya mendapat respond positif. Apalagi yang datang ke mari adalah seorang Walikota Kupang, walaupun bukan dari Jakarta, tetapi ini merupakan kebanggaan tersendiri buat kami,” ungkap Indra, Ketua Kordinator Tenda Pelayanan Ajeng Ministri, ketika ditemui Senin (08/09/2008) pagi.

Begitu juga dengan Ajeng ‘Mamamia’ Astiani dan mama tercintanya Cindy bersama sang Ayah, Herry Kristiono. Mereka menyambut kedatangan Walikota Kupang, Daniel Adoe dan keluarga.

Uniknya kedatangan orang penting di Kupang ini berlangsung sangat sederhana tanpa adanya protokoler seperti biasanya ketika seorang pejabat daerah datang ke suatu tempat. Para pengamen jalanan yang hadir pada saat itu hanya menggunakan kertas karton bekas bertuliskan ‘Selamat Datang Pak Walikota Kupang’ menyambut kedatangan Daniel Adoe beserta keluarga.

“Saya terharu dengan sambutan mereka yang sederhana namun tulus ini. Apalagi, sejujurnya saya katakan keberhasilan saya bisa seperti ini tidak lepas dari bantuan orang-orang yang seperti mereka di Kupang,” ungkap Daniel Adoe yang menambahkan kedatangannya menyambangi tenda pelayanan Ajeng Ministri karena ketika Ajeng datang ke Kupang dalam acara undangan mencari dana pembangunan gereja mengatakan bahwa Ajeng bersama orang tuanya membuka tenda pelayanan anak jalanan dan pengamen. “Karena itu, saya menyempatkan diri mampir ke tenda pelayanan ini,” katanya.

Pada kesempatan itu, Walikota Kupang memberikan sedikit siraman rohani sekaligus memotivasi kepada para pengamen jalanan tersebut untuk tidak pesimis dalam menghadapi masa depan. “Kalian jangan malu atau pesimis untuk menatap masa depan. Kalau punya keinginan untuk maju jangan takut untuk terus berkarya. Dan tentunya diiringi dengan Doa kepada Tuhan agar apa yang kita cita-citakan dikabulkan oleh Tuhan,” ungkap Daniel Adoe.

Lebih lanjut dikatakannya, sebelum dirinya bisa seperti sekarang ini, pernah juga mengalami hidup prihatin. “Saya bukan berasal dari orang berada. Saya juga sama dengan kalian, saya juga pernah hidup prihatin dan tinggal di jalan. Ketika masih sekolah saya juga bekerja menjual koran maupun mengasong makanan atau minuman.
Tetapi saya percaya pertolongan Tuhan akan tepat waktunya,” tambah Daniel Adoe memberikan sedikit siraman rohani kepada para pengamen jalanan tersebut.

Untuk itu, sambung Daniel, pihaknya di Kupang sedang giat-giatnya melakukan pembinaan kepada orang-orang pemulung dan pengasong dengan menerapkan program pinjaman modal.

“Di sana tidak ada pengamen, tetapi yang banyak adalah pemulung dan pengasong jalanan. Untuk itu, kami menerapkan program pinjaman modal. Jadi setiap satu kelompok diberikan pinjaman Rp 10 juta untuk membuka usaha. Kemudian kami lakukan monitoring dan juga turut membantu memasarkan produk maupun hasil yang mereka buat,” jelasnya.

Tapi sayang pertemuan itu hanya sejenak, karena Walikota Kupang beserta keluarga harus sudah berangkat pulang ke Kupang. Namun, sebelum pamit, Daniel Adoe memberikan santunan untuk pelayanan tersebut sebesar Rp 10 juta berikut persembahan kasih sebesar Rp 1 juta.

“Kami sangat bersyukur atas anugrah Tuhan dengan mengirimlan seorang dermawan berhati tulus, Walikota Kupang beserta keluarga. Semoga santunan ini bisa mermanfaat untuk pelayanan ini dan memuliakan nama Tuhan di tempat ini. Dan kami ucapkan terimakasih yang banyak untuk seluruh keluarga Pak Daniel. Semoga Tuhan Yesus memberikan berkatnya yang melimpah,” ucap Mama Cindy dengan mata berkaca-kaca pertanda gembira bercampur haru.

Rombongan Walikota Kupang beserta keluarga meninggalkan tenda pelayanan Ajeng Ministri pukul 11.00 WIB. Dengan diiringi doa bersama dan saling berjabat tangan, mereka pun meninggalkan tanah kosong bekas Coca-cola Cempaka Putih. (jek/joi)

Sabtu, 06 September 2008

Ngabuburit Bersama Pengunjung WTC M2



RATUSAN pengunjung WTC Mangga Dua terpesona dengan penampilan artis-artis ‘Mamamia’ saat menunggu berbuka puasa atau biasa disebut ‘ngabuburit’. Mereka tampil di panggung yang sengaja disediakan pengelola di depan mal WTC Mangga Dua, Jumat (5/9/2008).

Sejak pukul 15.00 WIB, para pengunjung WTC Mangga Dua sudah berkumpul di depan panggung menunggu penampilan artis-artis ‘Mamamia’. Padahal, acara dimulai masih satu jam lagi, namun tidak membuat pengunjung yang rata-rata kaum remaja itu sejenak beranjak dari posisinya.

Untuk acara ngabuburit ini, artis yang dijaring dari ajang kontes ‘Mamamia’ 2008 itu menghadirkan Amel, Brenda, dan Feby. Namun demikian, juga tampil senior mereka dari ajang ‘Mamamia’ 2007, Ajeng Astiani. Dan hanya gadis kelahiran Jakarta 24 November 1994 ini saja yang turut memeriahkan acara ‘ngabuburit’ di mal WTC Mangga Dua.

Gadis yang baru saja mengeluarkan album solo perdana ‘My Story’ ini membawakan beberapa lagu yang khas dengan karakter suaranya. Tepuk tangan pun membahana, ketika Ajeng membawakan lagu Ayat – ayat Cinta, disusul dengan lagu Hanya Cinta Yang Bisa.

Setelah mereka membawakan lagu masing-masing. Sebagai penutup mereka menyanyikan lagu theme song ‘Mamamia’ bersama-sama. Saat bedung berbuka puasa bergema, acara ngabuburit pun usai.

Namun, bertepatan dengan itu, Amel merayakan hari ulang tahun ke-15. Tak pelak, pada kesempatan itu mereka memberikan ucapan selamat dan membawa kue tar dengan lilin angka 15 untuk ditiup oleh Amel. “Tiup..lilinnya..tiup lilinnya…!!!

Seketika saja secara bersama-sama, Brenda, Feby, dan Ajeng mengguyur Amel dengan air mineral yang sudah dipersiapkan. Tak sampai di situ, mereka juga melempar potongan kue tar ke wajah Amel. “Waduh, aku pulang gimana nih..!! Terimakasih atas ucapan dan siramannya ya, hehehehe…!!!,” ucap Amel diiringi gelak tawa para pengunjung WTC Mangga Dua. (jek/jhon)

Buka Puasa Bersama Anjal di Tenda Pelayanan




SEKITAR 168 pengamen jalanan dan anak jalanan (Anjal) yang tergabung dalam Tenda Pelayanan Ajeng Ministri menggelar buka puasa bersama, Kamis (4/9/2008) pukul 18.00 WIB. Tak pelak, kegiatan berbuka puasa itu membuat kegembiraan tersendiri buat anggota pelayanan Ajeng Ministri, khususnya mereka yang menjalankan ibadah puasa.

“Di pelayanan ini juga banyak saudara-saudara saya yang menjalankan ibadah puasa. Di tenda pelayanan ini, tidak sedikit teman-teman saya yang beragama Islam. Kami memang saling menghargai satu dengan yang lainnya,” ungkap Ajeng ‘Mamami’ Astiani di sela-sela acara berbuka puasa bersama di Tenda Pelayanan Ajeng Ministri bersama Anjal di lahan kosong Coca-Cola, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Gadis hitam manis jebolan ‘Mamamia’ ini bersama kedua orang tuanya, Mama Cindy dan Herry Kristiono mempersiapkan menu hidangan berbuka puasa sejak pukul 14.30 WIB. Mereka bersama-sama memasak hidangan buka puasa di lahan kosong bekas pabrik Coca-cola yang merupakan markas tempat berkumpul mereka.

“Jauh-jauh hari mama sudah mempersiapkan menu spesial loh. Untuk menjalin kebersamaan, menu makanan kami masak bersama-sama di lapangan kosong tempat Tenda Pelayanan. Mama sudah mempersiapkan singkong, ubi, pisang, kolangkaling, dan kelapa untuk membuat kolak. Selain itu, ada juga cendol dan makanan nasi beserta lauknya,” tambah gadis penyuka boneka Anjing ini.

Tepat pukul 17.45 WIB beduk mulai bertabuh tanda jadwal berbuka puasa dimulai, Ajeng bersama Mama Cindy dan Herry Kristiono beserta Crew Ajeng Management bergegas mempersiapkan menu makanan untuk dibagikan kepada anggota pelayanan Anak Jalanan yang tergabung dalam Pelayanan Ajeng Ministri.

Satu persatu mereka dipanggil untuk memperoleh semangko kolak dan nasi bungkus. Setelah berbuka puasa, mereka menggelar acara ramah tamah dan bernyanyi bersama. Namun sebelumnya, mereka memanjatkan doa sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena masih bisa menikmati hidangan berbuka puasa yang tidak kalah lezat-nya dengan menu makanan di restoran-restoran.

"Saya bersyukur kepada Tuhan YME masih bisa menikmati hidangan lezat untuk berbuka puasa. Apalagi dengan adanya Ajeng di tengah-tengah kami. Dan tidak sedikit yang sudah diberikan Ajeng kepada kami semua. Secara pribadi, saya mengucapkan terima kasih. Semoga Tuhan memberikan berkahnya yang melimpah kepada Ajeng sekeluarga,” kata Ibu Zaenab, salah satu pengamen jalanan yang tergabung dalam Pelayanan Ajeng Ministri.

Dia baru saja keluar dari Panti Kedoya, Jakarta Barat akibat dirazia petugas Trantib/Linmas DKI Jakarta ketika mencari nafkah sebagai pengamen jalanan. “Saya juga baru keluar dari Panti Sosial Kedoya karena bantuan teman-teman dari Ajeng Management. Kalau tidak, mungkin saya masih mendekam di Panti Sosial Kedoya. Saya tidak habis pikir kalau tidak ada Ajeng dan management-nya yang mau bersusah payah membantu saya. Semoga mereka diberikan berkat yang berlimpah dari Tuhan YME,” tambah wanita kelahiran Palembang ini dengan wajah berseri bisa berkumpul lagi dengan keluarganya. (jek/jhon)

Minggu, 31 Agustus 2008

Luncurkan Album Perdana ‘My Story’

MELALUI perjuangan panjang akhirnya gadis hitam manis yang kental diibaratkan sebuah 'Bintang' yang dahulu tertutup debu ini kini makin bersinar terang bercahaya menyinari Dunia untuk menjadi berkat kepada siapa saja. Hal itu dibuktikannya dengan meluncurkan sebuah album perdana solo 'My Story'.

“Puji Tuhan, akhirnya yang saya impikan selama ini menjadi kenyataan. Album perdana solo 'My Story' rampung. Semoga album ini bisa menjadi berkat untuk semua,” ujar Ajeng 'Mamamia' Astiani sembari menunjukkan DVD albumnya, ketika ditemui di tenda pelayanan Ajeng Ministri di lapangan kosong Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Untuk menyelesaikan album rohani ini, Ajeng juga harus bekerja keras. Apalagi dengan padatnya jadwal panggung yang diterimanya belakangan ini. Untuk menyelesaikan video clip-nya saja, dia harus mencuri waktu dari jadwal yang lowong.

“Saking terburu-burunya, saya sempat beberapa kali mengalami kesalahan untuk pengambilan gambar video clip. Untung saja, saya dibantu oleh Om Jhon dan Jack yang menjadi cameramen dan sutradara dadakan demi menyelesaikan dua video clip yang masih kurang. Terima kasih banyak atas bantuan Om berdua ya, semoga Tuhan memberkati,” jelas Ajeng sembari menambahkan Om Duo N’dut demikian celotehnya diakui Ajeng banyak membantu, khususnya membuat bloger pribadinya itu.

Dengan nuansa kota Tua di Museum Fatahilah atau lebih cenderung dikenal Museum Jakarta, Ajeng mulai mengambil gambar video clip diawali dengan dibonceng sepeda oleh seorang model. Dalam adegan ini, berulang kali Ajeng terjatuh dari sepeda.

“Tidak hanya itu aja loh, ketika mengambil gambar dekat meriam. Ujung sepatu saya sempat masuk ke dalam celah lampu yang ada di bawah lantai dan saya nyaris jatuh. Untung sang Sutradara ‘dadakan’ Om Jack bilang cut..cut..cut. Meskipun dadakan beliau berdua professional loh karena mereka juga seorang wartawan,” cerita gadis kelahiran Jakarta 24 November 1994 ini.

Seperti biasa di tengah-tengah syuting video clip, Ajeng menyempatkan diri berfoto bersama dengan Fansnya yang kebetulan ada di Museum Jakarta. “Tanpa mereka, saya tidak bisa seperti ini, jadi kalau memang ada waktu break sejenak saya menyempatkan diri berfoto dengan mereka. Karena tidak enak mereka menunggu hanya ingin foto saja kok,” kata artis muda yang selalu ramah kepada para fansnya itu.

Sementara itu bicara soal album rohani pertama Ajeng ‘My Story’ adalah berisi lagu-lagu baru yang di aransemen dengan musikalitas yang tinggi sehingga membawa suasana baru di kala para pencinta musik mendengarkannya.

Adapun lagu-lagu album solo "My Story" tersebut diantaranya Jangan Menyerah, Sentuh Hatiku, BagiMu Tuhan, Masuk HadiratMu, Sahabatku, Mimpiku Menjadi Nyata, Lagu Untuk Dia, Bapa Yang Sempurna, Sepercik Air dan Gembala yang Baik.

“Pokoknya setiap pembelian DVD/CD album perdana saya ‘My Story’ teman-teman akan mendapatkan bonus Clip DVD. Bahkan juga bisa mendownloadnya sebagai nada sambung pribadi loh, sehingga setiap orang yang menelpon akan merasa diberkati. Ayo dapatkan segera album-nya hanya Rp 40 ribu. Dan jangan beli yang bajakan ya,” kata Ajeng sembari berpromosi.

Sekedar untuk diketahui beberapa judul lagu berikut kode Nada Sambung Pribadi (NSP) yang bisa didownload, klik saja gambar cover album Ajeng ‘My Story’ di pojok kanan blog. (jek/jhon)

Selasa, 26 Agustus 2008

Manggung Acara 17 Agustusan di RT15

ADA perasaan kebahagian tersendiri bagi Ajeng ketika bisa berbagi kegembiraan kepada para tetangganya di Kampung Penggilingan RT 15/RW 05, Cakung, Jakarta Timur, khususnya untuk kalangan remaja dan anak-anak. Meskipun jadwal kesibukan gadis berkulit hitam manis ini padat, ia masih menyempatkan diri mengisi beberapa lagu di panggung 17 Agustusan di lingkungan RT 15, tempat tinggalnya.

Apalagi belakangan ini, Ajeng sedang sibuk syuting video clip untuk album perdana rohaninya ‘My Story’. Tetapi walaupun lelah seharian syuting, ia menyempatkan diri tampil beberapa lagu di panggung acara 17 Agustusan tersebut. “Ya, aku baru saja pulang syuting video clip. Tapi itu bukan kendala buat aku kalau memang waktunya terkejar kenapa tidak?. Dan kebetulan aku masih sempat mengisi beberapa lagu di sana,” jelas Ajeng.

Tak pelak panggung berukuran kecil yang ditempatkan di tengah jalan menuju gang kontrakan kediaman Ajeng itu sudah dipadati warga RT15 sejak pukul 18.00 WIB. Padahal, Ajeng baru bisa tampil pukul 21.00 WIB.

Uniknya, ketika Ajeng tampil di atas panggung yang relatif sederhana itu terlihat tidak merasa canggung. Ia terlihat menikmatinya meskipun peralatan sound sistem yang disediakan panita kurang memadai Ajeng masih bisa tampil memukau.

Ajeng mengawali lagu pertamanya dengan judul Ayat-ayat Cinta
dari empat lagu yang dibawakannya. Tak pelak, riuh tepuk tangan pun mengawali penampilan lagu pertama tersebut. Sejenak warga RT15 terhanyut dengan lagu lantunan khas gadis jebolan ajang ‘Mamamia’ pertama ini.

Ajeng pun tidak diijinkan turun dari panggung setelah lagu pertamanya selesai didendangkan. Gadis kelahiran Jakarta 24 November 1994 ini diberikan kehormatan untuk memberikan hadiah yang sudah dipersiapkan tim panitia 17 Agustusan RT15 kepada para pemenang lomba. Kesempatan itu pun tidak disia-siakan oleh penerima hadiah untuk foto bersama.

Kemudian untuk penampilan kedua Ajeng menyanyikan lagu Makluk Tuhan Paling Seksi, Dokter Cinta dan sebuah lagu dangdut Kasih Ibu. Uniknya, sang Ketua RT15 tidak mau ketinggalan tampil bareng di atas panggung joget bersama Ajeng. Tentunya, adegan itu langsung diabadikan oleh warganya sembari diiringi tepuk tangan meriah.

“Saya bangga dengan kepribadian Ajeng dan keluarganya. Walaupun mereka sudah ngetop tetapi tidak sombong. Dan selalu menyempatkan hadir di berbagai kegiatan lingkungan. Secara pribadi, saya mengucapkan terimakasih kepada Ajeng yang mau menyempatkan diri menghibur warga di sini,” kata Ketua RT15, Sudjito ketika ditemui usai berjoget bersama di atas panggung.

Menurutnya, selama lima tahun, Ajeng dan keluarganya tinggal di lingkungan tersebut selalu berprilaku baik dan tidak sombong. Bahkan warga sekitar bangga punya artis ngetop di lingkungannya. “Ini yang sudah kedua kalinya Ajeng tampil di panggung kampung. Dan tidak meminta bayaran, untung saja Ajeng warga RT15 kalau gak kan susah manggilnya,” terang Sudjito. (jek/jhon)

Minggu, 24 Agustus 2008

Pengunjung Gading Food City Dibikin Heboh

MESKIPUN sibuk dengan berbagai acara off air di daerah-daerah, gadis jebolan ‘Mamamia’ pertama, Ajeng, tetap konsisten memperhatikan teman-temannya yang belum beruntung dan masih di jalanan. Melalui wadah pelayanan Ajeng Ministri yang dibuatnya bersama kedua orang tuanya dengan hanya menggunakan tenda biru di tanah kosong Coca-cola, depan ITC Cempaka Mas, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dia tidak pernah absent melakukan pelayanan di sana.

Tak hanya itu, gadis hitam manis ini juga tidak pernah lupa menyisihkan berkat yang diterimanya dari manggung untuk pelayanan anak jalanan dan pengamen. Untuk itu, Jumat (15/8/2008) lalu, Ajeng bersama pihak management menggelar malam berbagi kasih di kawasan Gading Food City, Jakarta Utara.

“Kebetulan aku menyisihkan sebagian uang hasil manggung untuk bantu teman-teman pengamen yang masih hidup di jalan. Aku dirikan Tenda Ajeng Mamamia di perempatan Cempaka Putih. Tepatnya di seberang ITC Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Jadi setiap Kamis siang dan Sabtu Sore, aku dan keluargaku melakukan pelayanan ke-168 teman-teman pengamen. Di situ kami memberi makan, menghibur mereka, dan memberi siraman rohani,” jelas Ajeng Astiani yang akrab disapa Ajeng, baru-baru ini.

Selain itu, sambung gadis kelahiran Jakarta, 24 November 1994 ini, ia bersama kedua orang tuanya juga sedang membangun rumah singgah. Dan rumah singgah itu sedang dalam tahap pembangunan.

“Rumah itu nantinya bisa menampung teman-teman pengamen. Jadi biayanya masih kurang. Untuk itu, kami menggelar malam berbagi kasih di Gading Food City, sekaligus memperkenalkan album solo ku ‘My Story’. Dan seluruh hasil penjualan album perdana aku di Gading Food City dan persembahan kasih dari pengunjung akan diperuntukkan untuk pelayanan dan rumah singgah,”ungkap Ajeng.

Tentunya dalam momen itu, Ajeng juga tidak lupa mengajak beberapa pengamen jalanan temannya untuk ikut serta berekspresi menunjukkan kebolehannya seperti menjadi seorang marketing counter kaset dan CD/DVD album solo Ajeng ‘My Story’. “Meskipun mereka di jalanan, mereka juga punya potensi yang bisa diandalkan. Dan aku mau tunjukin kalau mereka juga bisa seperti aku, merubah nasib dengan kemampuan dan talenta yang memang sudah diberikan Tuhan kepada masing-masing manusia. Tinggal bagaimana kita mau mengasahnya dan berjuang untuk lebih baik ke depan,” tambah Ajeng.

Sementara itu jarum jam belum menunjukkan pukul 18.00 WIB, area restoran Gading Food City sudah diserbu pengunjung untuk menyaksikan penampilan mantan finalis ajang ‘Mamamia’ pertama ini. Ya, karena jauh-jauh hari sebelumnya, spanduk, pamphlet maupun brosur sudah disebar di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tak pelak, warga Kelapa Gading pun menyerbu pusat resto di Jakarta Utara tersebut.
Ajeng mengawali lagu pertamanya dengan judul Hanya Cinta Yang Bisa dari lima buah lagu yang akan dibawakannya. Tak pelak, pengunjung Gading Food City dibuat heboh sembari bertepuk tangan menyambut penampilan pertama Ajeng di atas panggung.

Selain itu, lagu Makluk Tuhan Paling Seksi, Ayat – ayat Cinta, dan Dokter Cinta tidak kalah mendapatkan sambutan meriah dari para penontonnya. Pada konser tersebut, Ajeng juga memberikan hadiah voucher makan kepada para pengunjung yang beruntung malam itu, persembahan dari management Gading Food City.

Dikatakannya, prestasinya di jalur musik Indonesia boleh dikatakan masih terlalu muda. Tetapi ia bisa membuktikan kepada para pengemarnya di seluruh tanah air bahwa dirinya bisa menjadi seorang entertaint yang profesional.

Ajeng menambahkan, saat ini ia dan manajemennya sedang membangun sebuah rumah singgah untuk anak – anak pengamen jalanan. Sedangkan dana untuk pembangunan rumah itu sendiri dari hasil tabungannya selama ini. (jek/jhon)

Sabtu, 23 Agustus 2008

Kado Istimewa untuk Walikota Kupang

ARTIS penyanyi Ajeng yang didampingi Mama tercintanya Cindy kembali menggelar konser amal di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Konser kali ini berlangsung selama lima hari, namun yang berbeda Ajeng juga diminta mengisi acara konser dana bagi pembangunan Gereja Marturia Oesapa atas undangan Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe yang bertepatan pada hari ulang tahun (Ultah) sang Walikota Kupang pada Jumat (1/8/2008) lalu.

Mantan pengamen ibu kota Jakarta ini tampak tertawa lirih sambil menahan senyumnya, ketika ditanya apakah sudah siap memberi kado Ultah untuk Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe, yang berulang tahun ke-53 pada Jumat (1/8/2008).

Gadis hitam manis kelahiran Jakarta 24 November 1994 ini mengaku akan memberikan kado Ultah istimewa kepada orang nomor satu di kota Kupang saat konser di GOR Oepoi."Pokoknya spektakuler dan sangat istimewa. Mudah-mudahan kado ini berkenan di hati beliau bersama keluarga,”tegas Ajeng Astiani, finalis kontes Mamamia pertama saat di Hotel Kupang Beach, Kamis (31/7/2008) lalu.

Ajeng yang didampingi sang ibu, Mama Cindy tidak pernah lepas dari senyum dan ramah saat diserbu penggemarnya di Hotel Kupang Beach. Kedatangan ketiga kalinya di Kota Kupang untuk menggalang dana bagi pembangunan Gereja Marturia Oesapa atas undangan Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe.

Tak pelak, putri dan mama ini kembali mengguncang kota Kupang, tepatnya di GOR Oepoi pada Jumat (1/8/2008) di GOR Oepoi, pukul 18.00 Wita. Gadis yang jijik dengan biji salak ini tidak hanya menampilkan lagu-lagu rohani saja. Namun, pelajar Kelas I SMP St. Lukas, Jakarta Utara itu juga tampil dengan lagu-lagu pop rohani. Lagu rohani yang dibawakan berasal dari album solo "My Story" yang baru saja diluncurkannya yaitu Sentuhan Hati, Bagimu Tuhan dan Gembala yang Baik.

Tentunya penampilan Ajeng jauh-jauh hari sudah disiapkan secara matang. Sehingga putri ke-2 dari 6 bersaudara pasangan Herry Kristiono dengan Cindy Astuti ini bias tampil prima dan tidak mengecewakan semua penggemarnya di Kota Kupang. "Saya sudah berjanji akan menampilkan yang terbaik kepada semua warga di Kota Kupang," tegas Ajeng yang bergantian pose bersama penggemarnya.

Ketika ditanya kesan pertama berada di Kota Kupang, Ajeng yang mengenakan baju merah dipadu celana ketat hitam itu, mengatakan, sekarang cuacanya lebih adem dibandingkan dengan kunjungan sebelumnya. "Orang Kupang wajahnya seram-seram tetapi hatinya baik," katanya.

Sebelumnya, Ajeng pernah dialog dengan Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe. Saat itu, Ajeng diundang untuk menggalang dana untuk pembangunan Gereja Marturia Oesapa. Walikota menetapkan tanggal 1 Agustus 2008 sebagai hari konser Ajeng yang bertepatan dengan Ultahnya.(pkc/jek)
Related Posts with Thumbnails